Duduk di Depan Minimarket Pukul Lima Pagi

aku sedang menunggu diriku yang datang dari masa lalu, dan dia membawa luka dari masa depan untukku, dan dia datang sambil tersenyum dan menyerahkan luka itu dalam kado berpita hijau, dan katanya hijau tidak ada lagi di kota-kota namun hujan masih banyak di kata-kata, dan aku tidak sempat mengangguk atau menggeleng ketika roti isi sosisku jatuh tersenggol tanganku yang diam-diam hendak meraih tangannya, dan katanya tidak perlu menggenggam tanganku untuk memilikiku, sebab hati adalah tubuh yang memiliki ribuan tangan dan mustahil bagimu untuk menggenggam seluruhnya, dan aku tidak tidak sempat membalas ucapannya dengan iya atau tidak atau mungkin saja, ketika dia sudah pergi meninggalkan selembar surat yang kubaca saat ini pukul lima pagi di atas kursi minimarket sebuah stasiun kereta kota besar, dan katanya di surat itu:
jangan menungguku, aku akan menjadi dengan orang lain di masa depan dan di masa depan aku tidak mengenalmu, sama seperti aku tidak mengenal luka yang kian tambah di kota-kota dan hujan yang makin rimbun di kata-kata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ZAMAN ROMAWI KUNO

mengenal dekat teman saya capter 3

mengenal dekat teman saya